Prank Lucu dengan Foto Rumah Sakit: Menghibur atau Menakutkan?
Prank atau lelucon memang sering dilakukan oleh orang-orang untuk menghibur teman atau orang terdekat. Salah satu bentuk prank yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan foto-foto yang lucu atau menggelitik. Namun, belakangan ini muncul tren baru yaitu prank dengan menggunakan foto-foto rumah sakit. Tren ini tentu menimbulkan pertanyaan, apakah prank dengan foto rumah sakit ini menghibur atau justru menakutkan?
Beberapa orang mungkin merasa bahwa prank dengan foto rumah sakit ini hanya sekedar lelucon dan menghibur. Mereka berpikir bahwa dengan melihat foto-foto rumah sakit, orang dapat terhibur karena melihat situasi yang lucu atau konyol. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa prank dengan foto rumah sakit ini bisa menakutkan bagi beberapa orang, terutama bagi yang memiliki trauma dengan rumah sakit atau penyakit.
Menurut psikolog klinis, Dr. Amanda Smith, prank dengan foto rumah sakit sebaiknya dilakukan dengan bijak. “Sebelum melakukan prank dengan foto rumah sakit, kita perlu mempertimbangkan perasaan orang lain. Jangan sampai lelucon yang kita lakukan malah menimbulkan ketakutan atau trauma pada orang tersebut,” ujar Dr. Amanda.
Selain itu, Dr. Amanda juga menyarankan agar kita lebih sensitif terhadap kondisi kesehatan seseorang sebelum melakukan prank semacam ini. “Jika kita tahu bahwa seseorang memiliki riwayat penyakit atau trauma dengan rumah sakit, sebaiknya kita tidak melakukan prank dengan foto rumah sakit pada orang tersebut,” tambahnya.
Dalam melakukan prank dengan foto rumah sakit, sebaiknya kita juga memperhatikan konteks dan timing yang tepat. Prank yang dilakukan dengan konteks dan timing yang tepat akan lebih mudah diterima oleh orang lain dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Dengan demikian, meskipun prank dengan foto rumah sakit bisa dianggap sebagai bentuk hiburan, namun kita juga perlu memperhatikan dampak yang bisa ditimbulkannya. Prank yang dilakukan dengan bijak dan sensitif akan lebih dapat diterima oleh orang lain tanpa menimbulkan ketakutan atau trauma.
Referensi:
1. https://www.psychologytoday.com/us/basics/pranks
2. https://www.psychologytoday.com/us/blog/humor-sapiens/201512/pranks-and-their-psychological-impacts
3. https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-squeaky-wheel/201908/the-psychology-pranks-and-why-they-work